dan Beliau berkata (Syeikh Ahmad Tijany) sesungguhnya kedudukan kami disisi Allah pada hari kiamat tidak ada dari para wali yang memperolehnya . dan sesungguhnya para wali dari masa sahabat sampai di tiupnya sangsakala tidak ada yang sampai pada kedudukan kami dan tidak pula mendekatinya . Beliaupun berkata (Syeikh Ahmad Tijani) :" Jiwa Rosulullah SAW dan Jiwaku seperti ini" . sambil mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah . "Jiwanya memberikan Bantuan pada para Rosul dan Nabi (semoga Allah melimpahkan keselamatan atas mereka semua) sedangkan jiwaku memberi bantuan pada para Quthb, Wali, Sholih, dari zaman azal sampai hari selamanya . setiap Syeikh Thoriqoh mengambil dariku pada zaman Ghoib . dan sesungguhnya para wali masuk dalam golongan kami dan mengambil wirid kami serta berpegangan dengan Thoriqoh kami dari permulaan wujud hingga hari kiamat .
Kisah Syekh Ahmad Tijani ra dikunjungi 60 Raja Wali Alloh/Arif Billah/ 300 Raja-raja Jin Islam.
By. H. Harun
kisahkan sebuah peristiwa
ketika Syaikh Ahmad Tijani dikunjungi oleh 300 raja-raja Jin Islam dan
60
raja-raja waliyullah. 300 raja2 jin tersebut mengutarakan keinginan
mereka
untuk diangkat menjadi murid dari Sayyidi Syaikh. Tetapi Sayyidi Syaikh
menjawab bahwa beliau ditugaskan hanya untuk kalangan bangsa manusia.
Maka
semua raja jin tersebut memohon agar diizinkan mengkhodam / menghamba
kepada
beliau. Dan beliaupun mengizinkan dengan syarat bahwa para raja jin tsb
juga
harus mengkhidmat/mengkhodam kepada syaikh/guru yang ditunjuk oleh
beliau ra beserta para murid-muridnya. Tentunya yang dimaksud adalah
syaikh/guru yang BENAR dan SAH secara ruhaniah. Demikian pula dengan 60
raja2
waliyullah, yang dipimpin oleh Sesepuh Wali Quthub : Syekh Abu Hasan
Syadzili, Syekh Ibnu Arabi dan Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani, memohon
kepada Sayyidi
Syaikh Ahmad Tijani agar diizinkan untuk berguru (alias diangkat sebagai
murid) kepada
beliau ra. Dan Sayyidi Syaikh pun berkata bahwa bagaimana sekalian
berguru
kepadaku sementara derajat kalian adalah raja wali Allah. mereka
menjawab bahwa kami hanya mengayomi dan mendidik
orang-orang yang masih hidup. Sidi Syekh berkata : kalian aku angkat
sebagai murid dengan syarat kalian mengkhidmat/mengkhodam kepada
syaikh/guru yang ditunjuk oleh beliau ra berserta para murid-murid
tijani.
Dari kisah di atas dapat kita bayangkan dan tarik kesimpulan bahwa betapa tinggi derajat beliau di atas derajat para raja waliyulah, serta betapa luas dan dalam ilmu dari Sayyidi Syaikh Ahmad Tijani. Kita bisa bayangkan, bahwa untuk para murid beliau sudah disediakan 2000 macam ilmu. Silakan para murid tholaab ilmu2 tsb sesuai kebutuhan tiap individu, tentunya dengan izin dan bimbingan dari GURU yang BENAR dan SAH secara ruhaniah.
Syarat menjadi murid dari tarekat Tijaniyah adalah
1. Harus taat kepada Allah & RasulNya
2. Harus taat kepada Guru
3. Harus taat kepada kedua orang tua
4. Harus taat kepada Ulil Amri (pemerintahan yang
BENAR dan SAH)
Para pengikut Tijaniyah dianjurkan untuk bergaul dengan sesama manusia dari golongan manapun. Kalau tidak demikian, bagaimana mungkin Bung Karno bisa menjadi presiden dalam waktu yang lama? Bagaimana mungkin Hasyim Asy’ari mengembangkan Nahdhatul Ulama (NU) tanpa sosialisasi kepada masyarakat? Bagaimana mungkin HOS Cokroaminoto mendirikan pergerakan tanpa bantuan kawan2nya? Bagaimana mungkin Pesiden kita sekarang (SBY) dapat mempunyai relasi yang begitu luas dan kuat?
Yang tidak boleh (dilarang keras) adalah mengunjungi wali-wali selain Tijaniyah, baik yang hidup maupun yang sudah meninggal. Sayyidi Syaikh Ahmad Tijani berkata bahwa tidak akan meninggal seorang Tijaniyah sebelum mendapat derajat kewalian (tentunya derajatnya sesuai amalan). Dan kisah 60 raja wali yang ingin berguru kepada Sayyidi Syaikh, termasuk Syaikh Abdul Qodir Jaelani. Silakan kita semua berpikir dengan keras dan mengambil kesimpulan, mengapa para pengikut Tijaniyah dilarang keras berziarah kepada wali2 selain Tijaniyah, pun kepada wali sekelas Syaikh Abdul Qodir (kecuali ada izin dari GURU), apalagi berziarah kepada wali2 kecil-menengah (wali wilayah)!! Seorang Tijaniyah yang BENAR amalannya, yang tekun dalam ibadahnya, sesungguhnya Nabi SAW akan hadir ketika mereka meninggal dunia dan ketika ditanya di dalam kubur, serta 70.000 malaikat akan berzikir untuknya. Mereka tidak akan meninggalkan dunia kecuali sudah sampai pada tingkat keWaliannya. Orang yang berziarah kepada wali2, tidak ada yang mereka harapkan kecuali keberkahan dan doa. Jadi, bagaimana bisa pengikut Tijaniyah yang dianugerahi mutiara keilmuan yang sangat tinggi harus memohon doa dan keberkahan dari wali2 selain Tijaniyah?? Apakah Guru2 / Syaikh2 mereka (termasuk Syaikh Ahmad Tijani) tidak cukup untuk dimintai doa dan keberkahan sehingga harus menghabiskan tenaga dan waktu untuk ziarah kepada wali2 lain?? Mengapa harus berziarah kepada wali2 lain, sementara 60 raja wali berziarah dan ingin berguru kepada Syaikh Ahmad Tijani?? Jika pengikut Tijaniyah ziarah pada Wali selain gurunya maka hubungan antara mereka dan guru2nya menjadi putus. Juga seluruh pemberian ilmu dari gurunya menjadi putus pula adanya. Mereka tidak ada apa-apanya di hadapan gurunya dan tidak ada yang akan mereka peroleh dari ziarah kepada orang lain. Allah tak menjadikan sesuatu pada seseorang yang bercabang dari dua hati.
Dan patut pula disimak perkataan dari Sayyidi Syaikh, bahwa semua tarekat akan berakhir (hilang) di akhir zaman, kecuali tarekat Muhammadiyah (alias Tijaniyah). Nama Tijaniyah pada akhir zaman akan berubah menjadi Muhammadiyah. Semua tarekat di akhir zaman akan menjadi tarekat Muhammadiyah/Tijaniyah.
Kepada semua pembaca yang simpati & empati kepada Tijaniyah, saran saya…….kalau pembawaan kita masih suka banyak bertanya, maka lebih cocok belajar saja dulu seterusnya tentang ilmu2 syari’at (seperti fiqh, ushul, tafsir, muthola’ah hadits, ilmu tentang ma’rifat, ilmu tentang tarekat, dll). Kalau sudah bulat hati masuk tarekat, tinggal diamal saja ilmu2/amalan tarekatnya (bukan ilmu yang membahas & membicarakan tarekat yaa..). Kalau manfaatnya dapat kita rasakan positif buat diri kita, yaa amalkan terus sampai tutup usia. Kalau tidak cocok dengan pembawaan kita, yaa tinggalkan saja.
Tholaab yang BENAR dan semangat, ibadah yang tekun, biar qolbu terbuka lebar dan mengerti tanpa diberitahu.
Sumber Rujukan :
Dari kisah di atas dapat kita bayangkan dan tarik kesimpulan bahwa betapa tinggi derajat beliau di atas derajat para raja waliyulah, serta betapa luas dan dalam ilmu dari Sayyidi Syaikh Ahmad Tijani. Kita bisa bayangkan, bahwa untuk para murid beliau sudah disediakan 2000 macam ilmu. Silakan para murid tholaab ilmu2 tsb sesuai kebutuhan tiap individu, tentunya dengan izin dan bimbingan dari GURU yang BENAR dan SAH secara ruhaniah.
Syarat menjadi murid dari tarekat Tijaniyah adalah
1. Harus taat kepada Allah & RasulNya
2. Harus taat kepada Guru
3. Harus taat kepada kedua orang tua
4. Harus taat kepada Ulil Amri (pemerintahan yang
BENAR dan SAH)
Para pengikut Tijaniyah dianjurkan untuk bergaul dengan sesama manusia dari golongan manapun. Kalau tidak demikian, bagaimana mungkin Bung Karno bisa menjadi presiden dalam waktu yang lama? Bagaimana mungkin Hasyim Asy’ari mengembangkan Nahdhatul Ulama (NU) tanpa sosialisasi kepada masyarakat? Bagaimana mungkin HOS Cokroaminoto mendirikan pergerakan tanpa bantuan kawan2nya? Bagaimana mungkin Pesiden kita sekarang (SBY) dapat mempunyai relasi yang begitu luas dan kuat?
Yang tidak boleh (dilarang keras) adalah mengunjungi wali-wali selain Tijaniyah, baik yang hidup maupun yang sudah meninggal. Sayyidi Syaikh Ahmad Tijani berkata bahwa tidak akan meninggal seorang Tijaniyah sebelum mendapat derajat kewalian (tentunya derajatnya sesuai amalan). Dan kisah 60 raja wali yang ingin berguru kepada Sayyidi Syaikh, termasuk Syaikh Abdul Qodir Jaelani. Silakan kita semua berpikir dengan keras dan mengambil kesimpulan, mengapa para pengikut Tijaniyah dilarang keras berziarah kepada wali2 selain Tijaniyah, pun kepada wali sekelas Syaikh Abdul Qodir (kecuali ada izin dari GURU), apalagi berziarah kepada wali2 kecil-menengah (wali wilayah)!! Seorang Tijaniyah yang BENAR amalannya, yang tekun dalam ibadahnya, sesungguhnya Nabi SAW akan hadir ketika mereka meninggal dunia dan ketika ditanya di dalam kubur, serta 70.000 malaikat akan berzikir untuknya. Mereka tidak akan meninggalkan dunia kecuali sudah sampai pada tingkat keWaliannya. Orang yang berziarah kepada wali2, tidak ada yang mereka harapkan kecuali keberkahan dan doa. Jadi, bagaimana bisa pengikut Tijaniyah yang dianugerahi mutiara keilmuan yang sangat tinggi harus memohon doa dan keberkahan dari wali2 selain Tijaniyah?? Apakah Guru2 / Syaikh2 mereka (termasuk Syaikh Ahmad Tijani) tidak cukup untuk dimintai doa dan keberkahan sehingga harus menghabiskan tenaga dan waktu untuk ziarah kepada wali2 lain?? Mengapa harus berziarah kepada wali2 lain, sementara 60 raja wali berziarah dan ingin berguru kepada Syaikh Ahmad Tijani?? Jika pengikut Tijaniyah ziarah pada Wali selain gurunya maka hubungan antara mereka dan guru2nya menjadi putus. Juga seluruh pemberian ilmu dari gurunya menjadi putus pula adanya. Mereka tidak ada apa-apanya di hadapan gurunya dan tidak ada yang akan mereka peroleh dari ziarah kepada orang lain. Allah tak menjadikan sesuatu pada seseorang yang bercabang dari dua hati.
Dan patut pula disimak perkataan dari Sayyidi Syaikh, bahwa semua tarekat akan berakhir (hilang) di akhir zaman, kecuali tarekat Muhammadiyah (alias Tijaniyah). Nama Tijaniyah pada akhir zaman akan berubah menjadi Muhammadiyah. Semua tarekat di akhir zaman akan menjadi tarekat Muhammadiyah/Tijaniyah.
Kepada semua pembaca yang simpati & empati kepada Tijaniyah, saran saya…….kalau pembawaan kita masih suka banyak bertanya, maka lebih cocok belajar saja dulu seterusnya tentang ilmu2 syari’at (seperti fiqh, ushul, tafsir, muthola’ah hadits, ilmu tentang ma’rifat, ilmu tentang tarekat, dll). Kalau sudah bulat hati masuk tarekat, tinggal diamal saja ilmu2/amalan tarekatnya (bukan ilmu yang membahas & membicarakan tarekat yaa..). Kalau manfaatnya dapat kita rasakan positif buat diri kita, yaa amalkan terus sampai tutup usia. Kalau tidak cocok dengan pembawaan kita, yaa tinggalkan saja.
Tholaab yang BENAR dan semangat, ibadah yang tekun, biar qolbu terbuka lebar dan mengerti tanpa diberitahu.
Sumber Rujukan :
http://luluvikar.wordpress.com/2004/08/22/tarekat-tijaniyah/
Kitab Jawahir Ma'ani wa Buluguil Amani
Kitab Faidur Robbani
Kitab Jawahir Ma'ani wa Buluguil Amani
Kitab Faidur Robbani
attijani is the best
BalasHapusSyech attijani itu asliny siapa cak ri? Hidup d zaman Rasullah ta ? Saya kira tijani itu nama tarekatny?
BalasHapussyech Ahmad bin Muhammad Attijani, beliau bukan di zamannya Rosul
BalasHapusAbad 13an
BalasHapusاللهم احشرنا في زمرة ابي الفيض التجاني # وامدنا بمدد ختم الاولياء الكتماني
BalasHapusSy tinggal di kab sarolangun prp jambi bagaimana sy bs baiat mnjd anggota tarekat tijaniy?
BalasHapussilakan menghubungi no 082231045330
Hapusingsallah nanti saya kasih tau alamat mukodam yang di sarolangun dan kuamang kuning. saya dari jambi bangko
Alhamdulillah dg berkat belajar ilmu ini menambah wawasan saya tentang Attijani,semoga kita semua selalu mendapat Rahmat dan berkah dari Allah SWT 🤲🤲🤲
BalasHapusIlmu seluas langit dan lautan, carilah guru sebanyak mungkin yg bisa membawa kita ke jalan yg di ridhoi Allah...tarekat adalah jalan menuju Allah.
BalasHapus1 guru mursid aja cukup...nda ush byk2 guru
BalasHapusWahai guru mulia Tijani ..apakah bisa mengambil sanad tijani .dan sanad sholawat Alfatih dg perantaraan postingan /risalat melalui HP ..sebagaimana Syekh Atijani mendapat mandat dan mewarisi ilmu syekh Muhammad Alhindi melalui risalah seorang khodam .trus apabila mengambil ijazah sholawat Alfatih tapi tidak mengambil ijazah torekat Tijani .apakah masih bisa menusbatkan diri pada Tijaniah karena sudah punya sanad sampai Asyekh Ahmad Attijani ..wal afwu ..mohon pencerahannya
BalasHapusQobiltu ijazatuka...
BalasHapusQobiltu ijazatuka...
BalasHapusQobiltu ijazatuka...
BalasHapusMemuliakan guru atau syekh itu wajib, tapi jangan lebay / berlebihan; Dengan meninggikan seseorang sambil merendahkan derajat yg lain. Anda akan ditertawakan orang. Terlalu berlebihan jika Anda bilang bahwa Syekh Abdul Qadir al Jaelani, Ibnu Arabi, Abul Hasan asy Syadzili memohon jadi murid At tijani. Sumbernya dari kitab apa?? Halaman berapa?? Siapa pengarangnya?? Andai yg Anda sampaikan ini tak sesuai dgn fakta maka Anda bisa kualat terhadap Beliau2 itu. Astagfirullah. Wallahu alam
BalasHapusAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
BalasHapusMaaf saya Aris suroso tinggal di bogor dan pernah di ijazah sama mursyid di empang bogor,kira kira thn 2005 an tp sempat beberapa tahun ga di wirid dan ga aktif dan beberapa tjn belakangan sy mulai mewirid lagi sampai sekarang ....
Pertanyaannya apakah harus di ijazah ulang apa cukup terusin saja wirid tarekat tijjaniyah nya mohon pencerahan trimakasih wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Mungkin hal ini yang menyebabkan kiai As'ad melarang murid2nya masuk thoriqoh tijaniyah ....
BalasHapusMongkin harus di luruskan lagi mngenai pelarangan ziaroh kpda wali selain tijaniyah karena itu terkesan mmpersempit sedangkan rahmat Alloh sangatlah luas...
Dan beljarnya 60 wali agung itu mnurut saya jika mmang benar merupakan bntuk karomah dari beliau, tdak mnutup kmungkinan bukan yg di maksudkan maqom, bukankah beliau (Syekh Ahmad At tijaniy) adalah murid dari Syekh Samman Al madaniy dan teman Syekh Muhammad Arsyad Al banjari, dan mnurut Guru sekumpul murid beliau yg nomer satu adalah Syekh Arsyad Al banjariy ...
Wallohu a'lam
Setiap wali mmpunyai keutamaan dan karomahnya masing2 yg luar biasa, semoga kita semua mndapatkan keberkahan dari beliau semua ..
Aamiin